Beberapa Ungkapan Langit di Dalam Al-Quran


Thomas Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa, BRIN

Pernah menjadi Anggota Tim Tafsir Ilmi Kemenag RI

Salah satu fenomena langit, awan menghalangi cahaya matahari

Apa beda ungkapan As-Samaa’ dan As-Samaawaat di dalam Al-Quran?

As-samaa’ (kata tunggal) menceritakan satu bagian langit, sedangkan As-samaawaat (kata jamak) mengungkapkan langit (ruang di atas permukaan bumi sampai tak terbatas) dalam skala besar. As-samaawat bisa bermakna seluruh jagat raya.

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit (samaa’) dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang (kawakib). (QS 37:6)
Allah menghiasi langit (as-samaa’) yang terdekat dalam lingkup tata surya dengan kawakib, yaitu planet-planet, bukan bintang (an-najm). Hal ini juga bisa dimaknai bintang (an-najm) berada di luar langit yang dekat atau di luar tata surya. Kita mengetahui, bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri yang berjarak 4,2 tahun cahaya. Artinya, cahaya bintang terdekat baru mencapai bumi dalam waktu 4,2 tahun.

Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit (as-samaa’), yang disertai kegelapan, petir dan kilat. (QS 2:19)

Dan apa yang diturunkan Allah dari langit (as-samaa’) berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang…. (QS 2:164).

Langit (as-samaa) yang menurunkan air hujan dengan fenomena mendung tebal yang gelap dan disertai petir adalah atmosfer, khususnya troposfer atau lapisan udara yang dekat permukaan bumi.

Sesungguhnya pada penciptaan langit (as-samaawaat, alam semesta) dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia …. (QS 2:164)

As-samaawaat bermakna langit dalam skala besar, yaitu seluruh alam semesta. As-samaawaat sering dikontraskan dengan al-ardl (bumi), mengandung makna seluruh objek di luar permukaan bumi. Mulai dari atmosfer sampai objek terjauh di alam semesta.


Apa ungkapan di dalam Al-Quran yang sebenarnya bermakna planet, bukan bintang?

Planet yang tampak seperti bintang di dalam Al-Quran disebut kawkab (tunggal) atau kawaakib (jamak). Itu berbeda secara fisik dengan bintang (an-najm atau an-nujuum). Bintang memancarkan cahayanya sendiri yang bersumber reaksi nuklir di dalamnya, sedangkan planet sekadar memantulkan cahaya dari matahari sebagai bintang induknya. Ini beberapa contohnya:

Bintang Kejora yang cemerlang sesungguhnya adalah planet Venus (gambar dari internet)

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (kawkab) (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (QS 6:76).
Sesungguhnya yang dilihat Nabi Ibrahim sebagai bintang terang adalah planet Venus. Planet Venus yang cemerlang sering disebut sebagai Bintang Kejora bila terlihat pada awal malam di ufuk barat atau Bintang Timur bila terlihat pada akhir malam di ufuk timur. Planet Venus sangat cemerlang karena pantulan cahaya matahari oleh awan karbondioksidanya dan jaraknya relatif dekat dari matahari.

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit (samaa’) dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang (kawakib). (QS 37:6)

Bintang-bintang (kawaakib) yang menghiasi langit dunia (yang terdekat) adalah planet-planet, bukan bintang (an-nujuum).

Tinggalkan komentar