Hujan Meteor Perseids Terdeteksi dengan Radar Meteor LAPAN

Radar Meteor di Biak

T. Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi Astrofisika, LAPAN

 

LAPAN mempunyai dua radar meteor di Agam, Sumatera Barat, dan di Biak, Papua, hasil kerjasama dengan Universitas Kyoto, Jepang. Penjelasan deteksi hujan meteor dengan radar  meteor telah dijelaskan ketika membahas Hujan meteor Quadrantids yang terdeteksi dengan radar meteor di Agam. Berikut ini hujan meteor Perseids yang terdeteksi dengan radar meteor Biak.

Hujan meteor Perseids (titik pancar dari rasi Perseus) disebabkan oleh sisa-sisa debu komet Swift-Tuttle. Setiap tahun bumi berpapasan dengan gugusan debu sisa komet tersebut yang menyebabkan hujan meteor Perseids mulai 17 Juli sampai 24 Agustus. Puncaknya sekitar 12 Agustus dengan jumlah meteor tampak sekitar 90 meteor per jam. Dengan menggunakan radar meteor, jumlah meteor yang terdeteksi bisa ratusan meteor. Radar meteor mendeteksi jejak ionisasi di atmosfer pada ketinggian sekitar 70 – 110 km. Jejak ionisasi berasal dari debu-debu yang terbakar yang tampak seperti bintang yang melesat.

Batas 110 km digunakan Indonesia sebagai batas antara ruang udara (atmosfer) dengan ruang antariksa. Mulai ketinggian 110 km, atmosfer mulai padat yang menyebabkan debu-debu antarplanet dan sampah antariksa mulai terbakar ketika memasuki atmosfer dan  menimbulkan ionisasi. Distribusi ketinggian menyatakan distribusi ukuran dan kecepatan debu-debu yang berpasasan dengan atmosfer bumi. Debu-debu yang berukuran besar dan kecepatan tinggi sudah terbakar mulai ketinggian sekitar 110 km. Sedangkan yang ukurannya lebih kecil dan kecepatannya lebih rendah baru terbakar pada ketinggian yang lebih rendah dengan atmosfer yang lebih padat.

Data radar meteor berikut menggambarkan jumlah meteor per jam yang terdeteksi (panel atas), sebaran angular meteor di langit (panel kiri bawah), dan sebaran ketinggian meteor (panel kanan bawah). Sebaran angular menggambarkan posisi meteor yang terdeteksi di langit. Utara digambarkan di titik paling bawah, Selatan di titik paling atas, Timur di kanan, dan Barat di kiri. Terlihat distribusinya lebih banyak di Utara sesuai dengan titik pertemuan bumi dengan gugusan debu di arah rasi Perseus di langit Utara. Puncak hujan meteor terdeteksi sekitar pukul 18.30 UT (01.30 WIB). Puncaknya terdeteksi pada dini hari 11 Agustus dan 15 Agustus dengan jumlah meteor sekitar 700 meteor per jam.